ANALISIS CERPEN
MAAF
Oleh:Radita Citra
Udara
pagi ini begitu dingin,membuatku malas beranjak dari tempat tidur yang nyaman
ini.
Aku bergegas mengambil handuk dan mandi.
Dan sekarang aku sudah rapi,siap untuk
menjalankan rutinitasku yaitu sekolah,aku duduk di kelas sebelas di salah satu
SMA terbaik di Bandung.
Suara Ibu di bawah sudah memanggilku,
“Kugy cepat turun!sarapan sudah siap!” Teriak
Ibu.
“Iya bu,ini sudah kok.” Teriakku dari dalam
kamar,dengan tak bersemangat ku langkahkan kaki ini untuk turun.Di
ruang makan Ibu sudah duduk dengan menu makan pagi yang berjejer rapi di meja
makan,Nasi goreng,telur mata sapi,roti bakar dan susu.
“Ini, nasi goreng kesukaan kamu sayang.” Ucap
Ibu sambil menyodorkan sepiring nasi goreng.
“Iya bu,terima kasih,ngomong-ngomong Ayah kemana
Bu?” tanyaku.
“Oh,Ayahmu sudah berangkat tadi pagi,ayah
katanya ada pertemuan penting.” jawab Ibu.Dan kali ini aku harus berangkat
sendiri, bersepeda.Setelah sarapan usai aku bergegas keluar rumah dan
berpamitan pada Ibuku.
“Bu,Kugy berangkat dulu ya?assalamualaikum.”
“Walaikumsalam,hati-hati ya?” Jawab Ibu,sambil
mencium keningku.Aissh padahal aku sudah besar,masih saja diperlakukan layaknya
anak kecil.
Ku kayuh sepedaku dengan perlahan,melewati
kompleks perumahan,udara begitu dingin menusuk tulang padahal sudah jam
setengah tujuh.Jarak rumahku dengan sekolah memang tidak terlalu jauh,cukup 15
menit dengan sepeda.Tapi,aku tidak terlalu sering pergi ke sekolah menggunakan
sepeda,aku selalu berangkat bersama Ayah.
***
Sesampainya
di sekolah,aku bergegas menuju ke kelas,tetapi tiba-tiba ketika aku berjalan
seseorang menabrakku dari belakang BRRRRUKKK!aku pun terjatuh.
“Adduuuuhhh!” Teriakku sambil memegang kakiku
yang lecet .
Tetapi orang itu tak menghiraukan teriakkanku,ia
justru malah lari bergegas pergi.Dalam benakku siapa orang itu?Kurang ajar
sekali asal tabrak,langsung pergi begitu saja minta maaf saja tidak,dasar tidak
punya sopan santun,aku masih penasaran siapa orang tadi.
Suasana kelas 11 IPA 4 sudah ramai sekali,ramai
dengan hiruk pikuk teman-teman yang sibuk mengerjakan tugas dari Pak Frans guru
fisika yang super killer.Tapi untunglah tugasku dari Pak Frans sudah kukerjakan
jauh-jauh hari,jadi sekarang aku bisa santai sejenak.Bangku ku masih
kosong,bangku baris kedua deret ketiga,memang aku duduk sendiri di bangku itu
karena jumlah murid yang ganjil dan alhasil aku duduk sendiri.Kesepian?sudah
pasti,tapi ada teman-temanku yang membuatku merasa tak kesepian yaitu
Olive,Allicia dan masih banyak lagi.Dan aku sangat berharap sekali ada
seseorang yang bakal mengisi bangku di sebelahku.
“Kugy kok kamu santai?tugas dari Pak Frans sudah
dikerjakan?” tanya Olive,temanku yang duduk di depan bangkuku.
“Sudah Liv,aku kerjakan jauh-jauh hari.”
Jawabku.
TENG!TENG!TENG bel masuk berbunyi.Seperti biasa
setelah bel berbunyi anak-anak wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya serentak.
Jam pertama diisi oleh mata pelajaran fisika,Pak
Frans,beliau pun datang tetapi,siapa anak laki-laki yang bersama Pak Frans
itu?sepertinya bukan siswa di sekolah ini,dan sepertinya aku pernah melihat
anak itu.
“Anak anak. Hari ini kita kedatangan murid baru.
Bapak harap kalian senang atas kedatangannya. Keenan, mari masuk!” Seru Pak
Frans.
Kulihat seorang anak laki-laki berambut agak
gondrong masuk ke kelas.Wajahnya lumayan agak bule hidungnya mancung,sepertinya
dia blesteran luar negeri,dari penampilannya dan gayanya berjalan ia seperti
anak yang angkuh,gumamku dalam hati.
“Keenan,silahkan memperkenalkan diri,” Kata Pak
Frans.
“Selamat pagi teman-teman,Namaku Keenan
Nicollas,kalian bisa memanggilku Keenan,aku pindahan dari Spanyol,tetapi aku
lahir di Bandung.Dan ku harap kalian senang atas kedatanganku.” Kata Keenan
memperkenalkan dirinya.
Aku tercengang.Dari Spanyol?lahir di
Bandung?Mungkin ini yang aku harapkan seorang yang bisa menemaniku di bangku
ini.Tapi,aku baru menyadarinya bahwa Keenan adalah orang yang menabrakku tadi
pagi!
“Baiklah, Keenan, silahkan duduk di samping…”
Pak Frans berfikir lama.
“Ah..itu di samping Kugy sudah lama sekali dia
duduk sendiri.” Seru Pak Frans.
Ya,Kugy yang kau tabrak tadi pagi,tanpa minta
maaf dan langsung pergi begitu saja.
“Ooh… Yang itu…” Ia memasang wajah sinis
padaku.Sepertinya dia tidak mengingatku,Dasar!dia duduk disampingku.Rasanya aku
ingin berbicara dan menunujukan luka kakiku padanya,tapi aku mencoba untuk
bersabar.
Aku menyapanya.
“Hai!namaku Kugy.Senang bertemu denganmu.”
Sapaku ramah dengan senyuman seraya mengulurkan tanganku dan melupakan kejadian
tadi pagi.
“Hai Keenan.” Ucapnya dengan nada yang agak
dingin.Dalam benakku Keenan benar-benar merasa tidak bersalah. Aku hanya bisa
diam. Walaupun ada sedikit kekecewaan di dalam hati,seharusnya dia minta maaf
padaku.
Teng!
Teng! Teenggg!!!
Bel tanda istirahat berbunyi.
“Baiklah anak anak.Sampai disini dulu pelajaran
kita,sekarang waktunya istirahat.” Kata Pak Frans. Aku pun pergi ke luar kelas.
“Kugy, tunggu!” Teriak seseorang memanggil
namaku. Aku menoleh ke belakang, mencari cari asal suara.
“Eh,Allicia. Ada apa?” Tanyaku.
“Bagaimana rasanya duduk dekat dengan anak baru?
Pasti enak dong! Apalagi dari Spanyol.” Tanya Allicia, teman akrabku.
“Tidak juga,Al … Ia terlihat sangat sombong. Benar
benar sombong. Dan taukah kamu?dia yang menabrakku tadi pagi hingga kakiku
lecet,dan dia tidak minta maaf padaku,serasa tidak punya salah.” Jawabku,
dengan nada rendah.
“Mungkin dia tidak sengaja Gy..” Tambah Allicia.
“Sengaja atau tidak seharusnya dia minta maaf
padaku.” Jawabku dengan nada tinggi.
Tiba-tiba
BRUUUUUKK
“Awww sakiitt!” Rintihku kesakitan.Aku terjatuh
dan ternyata Keenan lagi,ia menabrakku dari belakang,luka di kakiku bertambah
parah dan mulai mengeluarkan darah.
“Eh anak baru! Sombong banget sih,minta maaf
dong!” Teriak Allicia,dengan nada penuh emosi.Tapi Keenan tidak
menghiraukannya,dia langsung berlalu pergi.
“Udahlah,Allicia. Gak apa apa, kok.” Kataku.Aku
berusaha untuk memaafkannya.
Sudah dua kali Keenan si anak baru itu melakukan
ini padaku,tadi pagi dan siang ini,aku menahan sakit di kakiku,tapi rasa sakit
ini tak ada apa-apanya di bandingkan rasa sakit hatiku karena dia tidak mau
minta maaf atas perbuatannya itu.
“Kenapa kamu kamu diam saja Kugy? Dia sudah
melakukan ini padamu dua kali… Dia itu menganggapmu musuh. Bukan teman,dia
jahat!” Perkataan Allicia membuatku terdiam. Apa benar yang dikatakan
Allicia?
“Kau benar, All…” Kataku seraya menganggukkan
kepala. Aku terhasut omongan Allicia…
***
Keesokan
harinya, aku akan benar benar mengubah sikapku pada anak itu. Ia menganggapku
musuh, aku pun harus begitu.
Aku duduk di bangku,dan Keenan pun datang.Aku
benar-benar muak melihat wajah anak sombong itu.Rasanya inginku cakar muka dia.
“Huh…” Aku mendengus kesal.
“Allicia, kita ke taman saja.” Ajakku pada
Allicia.
“Iya, aku juga malas melihat wajah anak baru
itu!” Seru Allicia mengiyakan.
Sesampainya di taman,aku berbincang-bincang
dengan Allicia,tiba-tiba perutku sakit
“Aduh, All… Aku tinggal dulu ya… Gak tahan nih…”
Kataku.
“Iya. Udah cepat sana…” Kata Allicia.
Sesampainya di toilet, aku menutup pintu. Saat
ingin keluar…….PINTU KAMAR MANDI TERKUNCI DARI LUAR!!!!!
“Wah, gawat! Pintunya terkunci! Tolooongg!
Tolooongg! Toloongg akuuu!” Teriakku meminta bantuan seraya mengetuk ngetuk pintu
toilet. Sudah hampir 1 jam aku disini aku tak tahan lagi
Seketika semuanya gelap…
***
Aku membuka mata perlahan. Pandanganku masih buram. Terlihat
seorang laki-laki di hadapanku.Siapa Dia?
Semakin lama penglihatanku semakin jelas.
Ternyata laki-laki itu Keenan aku memperhatikan sekelilingku. Ini ruang UKS!
“Keenan,kau pasti yang telah mengunci pintu
kamar mandi kan!” Tanyaku pada Keenan dengan penuh emosi.
“Kamu benar-benar jahat Keenan!kamu tega!salahku
sama kamu apa?Kamu sudah menabrak aku dua kali hingga kakiku terluka!!” Emosiku
semakin menjadi-jadi.
“Sssht..” Keenan menutup mulutku.
“Kugy,Keenan bukan pelakunya. Justru Keenan lah
yang telah menyelamatkanmu. Pintu toiletnya tidak ada yang mengunci. Melainkan
terkunci sendiri. Maklum, pintu toilet itu tidak pernah diperbarui…” Jelas Pak
Frans. Tunggu, Keenan menolongku?
“Keenan,jadi kamu yang menolongku?” Tanyaku
ragu-ragu.
“Iya,Gy..” Jawabnya singkat.
“Terima kasih ya Keenan?” Ucapku.Aku benar-benar
tidak menyangka bahwa Keenan ternyata baik.
“Oh iya Gy,aku mau ngomong sama kamu,Ini soal
kemarin.Aku minta maaf ya Kugy karena aku udah nabrak kamu dua kali sampai kaki
kamu terluka tanpa minta maaf bukan, karena aku tidak mau minta maaf tapi waktu
itu aku benar buru-buru,jadi tidak sempat meminta maaf padamu,dan pada waktu
pertama kali aku duduk disebelah kamu sebenarnya aku tahu bahwa kamu yang aku
tabrak pagi itu.” Ucap Keenan tulus.
“Oh iya Keenan ini yang sebenarnya aku tunggu
dari kamu,sebuah kata maaf. Sebenarnya aku sudah maafin kamu dari kemarin
kok,Dan maaf juga aku telah menuduhmu dan membentakmu,emosiku tadi memang sudah
tak terbendung.” Jelasku pada Keenan.Ternyata aku salah paham padanya,aku telah
berburuk sangka padanya.
“Aku juga minta maaf,karena aku sudah bersikap
dingin padamu,padahal kita sebangku.” Ucap Keenan.
“Keenan maukah kamu jadi sahabatku?” Tanyaku.
“Ya, sahabat tentu saja aku mau Kugy,” seraya
mengacungkan jari kelingkingnya.
Dan kini aku dan Keenan benar-benar bersahabat,kemanapun
kita selalu bersama.Dan ternyata Keenan itu sangat baik,dia sopan.Aku bangga
mempunyai sahabat seperti Keenan.
Unsur Intrinsik cerpen
“Maaf”
Tema : Persahabatan
Alur : Maju
Penokohan : Dalam cerpen ini penggambaran
tokoh-tokoh melalui percakapan dan cara perilaku dari tokoh.
Kugi : Sabar.
Keenan : Dari
luar kelihatan sombong,tapi ternyata sangat baik.
Allicia :
Penghasut teman,emosional
Olive : Baik.
Latar
Latar Tempat :
Kamar tidur,Ruang makan,Kompleks perumahan,Ruang kelas,Taman,Kamar mandi,UKS.
Latar waktu :
Pagi ini, dan siang tadi.
Latar Suasana :
Ramai,tegang.
Sudut Pandang : Orang pertama(pengarang) sebagai pelaku
utama
Amanat : Jangan berburuk sangka pada
seseorang,jangan mudah terhasut juga oleh orang lain,sekalipun itu teman kita
sendiri.